Isu Dugaan Perundungan, Kepala Sekolah SMPN 1 Puger Tegaskan Hanya Pertengkaran Antar Siswi

JEMBER, memo-pagi.com – Beredarnya informasi mengenai dugaan perundungan di lingkungan SMPN 1 Puger sempat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, khususnya di wilayah Kecamatan Puger, Kabupaten Jember. Isu tersebut berkembang luas dan memicu kekhawatiran berbagai pihak, terutama orang tua siswa serta dunia pendidikan.

Menindaklanjuti isu tersebut, sejumlah awak media mendatangi langsung lokasi yang disebut-sebut sebagai tempat kejadian perkara, yakni SMPN 1 Puger, pada Rabu (26/11/2025).

Para jurnalis diterima langsung oleh Kepala Sekolah, Edi Hariyanto, di ruang tamu sekolah untuk mengklarifikasi kebenaran informasi yang beredar.

Dalam keterangannya, Edi Hariyanto menegaskan bahwa peristiwa yang sempat menjadi perbincangan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai perundungan.

Ia menyampaikan bahwa kejadian yang terjadi merupakan bentuk pertengkaran antar dua siswa yang berlangsung secara spontan.

“Kami ingin meluruskan bahwa peristiwa tersebut bukan merupakan tindakan perundungan, melainkan kesalahpahaman yang berujung pada pertengkaran antara dua peserta didik,” ujar Edi kepada awak media.

Sebagai bentuk transparansi, pihak sekolah juga memperlihatkan dokumentasi video kejadian kepada awak media untuk memastikan tidak terjadi kesimpangsiuran informasi di masyarakat.

Dari tayangan tersebut terlihat adanya adu argumen antara dua siswa yang kemudian berkembang menjadi emosi sesaat. Situasi tersebut terjadi tanpa adanya unsur perencanaan dan berlangsung dalam waktu singkat.

Edi menjelaskan bahwa peristiwa tersebut pada Jumat (21/11/2025) lalu ,terjadi di dalam ruang kelas setelah jam pelajaran selesai, sebelum pulang ke rumah.

Dalam kondisi tersebut, terjadi perselisihan antar dua siswa yang akhirnya memicu pertengkaran.

Pihak sekolah menegaskan bahwa sejak awal terdapat aturan larangan membawa telepon genggam ke dalam kelas. Namun karena kejadian berlangsung setelah kegiatan belajar mengajar selesai, para siswa telah mengambil kembali barang pribadi mereka.

“Sore hari setelah kejadian, salah satu orang tua siswa datang ke sekolah. Saat itu, sebagian guru belum mengetahui secara rinci peristiwa yang terjadi.

Pihak sekolah kemudian segera melakukan penelusuran serta berupaya menghubungi orang tua pihak lainnya,” jelas Edi.

Pada keesokan harinya, pihak sekolah memfasilitasi pertemuan antara kedua orang tua siswa yang terlibat. Pertemuan tersebut berlangsung dengan suasana musyawarah dan penuh kekeluargaan.

Dari hasil pertemuan itu, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan persoalan secara damai demi kebaikan bersama dan masa depan anak-anak mereka. Kesepakatan tersebut kemudian dituangkan dalam surat pernyataan tertulis.

Di sisi lain, aparat kepolisian juga melakukan langkah-langkah sesuai prosedur. Kanit Reskrim Polsek Puger, Ipda Amin Sahril, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima informasi terkait peristiwa tersebut.

“Kami telah melakukan langkah awal berupa pemeriksaan kesehatan terhadap salah satu siswa sebagai bagian dari prosedur. Selanjutnya, para pihak juga akan kami pertemukan untuk klarifikasi dan penyelesaian yang mengedepankan perlindungan anak,” ujarnya singkat.

Pihak sekolah berharap agar peristiwa ini tidak disalahartikan di tengah masyarakat. Edi menegaskan bahwa SMPN 1 Puger tetap berkomitmen menjaga lingkungan sekolah yang aman, nyaman, serta bebas dari segala bentuk kekerasan.

Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar, khususnya yang berkaitan dengan dunia pendidikan dan masa depan anak-anak.

“Kami mengutamakan pembinaan, perlindungan anak, serta penyelesaian yang humanis. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama,” pungkasnya.

Pewarta : didik