Ojo lali Moco Sholawat, Masyarakat Desa Sukorejo dan Karang Sono Mendukung Gus Fawait Jadi Bupati Kabupaten Jember

JEMBER, memo-pagi.com – Dalam acara Ojo Lali Moco Sholawat, Kesenjangan Akses Masyarakat  Miskin Atas Pendidikan yang Berkualitas di Desa Sukorejo dan Desa Karang Sono Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember, yang dipimpin oleh Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) Muhammad Fawait, SE, M.sc, juga selaku anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, bersama tim Ketua APDESI serta Srikandi LSN, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Jember, terlihat hadir Kepala Desa bersama segenap  jajarannya serta ratusan masyarakat muslimah dan muslimin, guru  ngaji, petani, buruh tani. Minggu (19/5/2024).

Kegiatan Keliling Desa untuk menyapa masyarakat serta berdo’a dan bersholawat bersama juga menampung keluh kesah dari masyarakat, Gus Fawait selalu menyampaikan dan mengajak masyarakat untuk cinta shalawat, untuk mengentas kemiskinan, kesejahteraan petani, buruh tani, nelayan, pedagang non formal, guru ngaji dan lainnya, serta memprioritaskan pendidikan gratis bagi anak anaknya, yang intinya ingin Jember ke depan lebih baik.

Dalam acara tersebut ratusan undangan meminta kepada Gus Fawait untuk mencalonkan sebagai Bupati Jember, salah satunya warga yang hadir Jubairi selaku petani bersama istrinya sangat antusias menghadiri acara, kami merasa senang dan berterima kasih bisa ketemu langsung, karena saya sangat mendukung Gus Fawait selama menjabat DPRD Provinsi Jawa Timur sangat baik sekali dan kami sekeluarga mendukung jika Gus Fawait mencalonkan sebagi bupati.

Kami berharap jika Gus Fawait menjadi bupati bisa meringankan beban masyarakat bawah seperti kami, sebagai petani yang selama ini kesulitan pupuk bersubsidi, supaya mudah mendapatkan pupuk bersubsidi dan hasil panen sesuai harapan. Harapnya.

Gus Fawait menyampaikan terkait permasalahan pupuk “Hampir di setiap Desa banyak petani mengeluhkan kekurangan pupuk, kemudian juga nasib guru ngaji yang belum jelas sampai hari ini, mudah mudahan ke depan kami akan mensejahterakan lebih baik, mudah-mudahan ada perbaikan terutama terkait masalah apa apa yang mereka keluhkan, termasuk kondisi petani terkait mahalnya pupuk.

Lanjut Gus Fawait, Pupuk nonsubsidi akan memberatkan petani, maka ke depan akan kami formulasikan termasuk kemungkinan, membeli pupuk non subsidi dijual dengan harga pupuk subsidi, kalau tidak bisa jangan jadi Bupati. Karena kalau diganti dengan pupuk organik, saya pikir tidak semua petani menerimanya, harus ada pemahaman lebih panjang, maka harus ada solusi, petani menjadi suatu prioritas, dan ini menjadi komitmen kami jika ditakdirkan menjadi bupati, pungkasnya. (dik)