BANGKALAN, memo-pagi.com – SMA 1 Bangkalan telah meluncurkan program inovatif untuk memperdalam pemahaman agama dan meningkatkan ketakwaan siswa melalui kegiatan Pondok Romadhon di tahun ini.
Salah satu keunikan dari program ini adalah selama kegiatan siswa menempati lokasi di Pondok Pesantren Asshomadiah yang cukup maju di wilayah kecamatan Burneh.
Kegiatan ini telah menjadi sorotan utama di kalangan siswa serta wali murid sejak peluncurannya beberapa hari yang lalu. Tidak semua dari kalangan wali murid yang belum mendukung program inovatif ini dengan berbagai alasan yang berbeda.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu wali murid yang identitasnya tidak mau disebutkan, inisial SD.
Dengan ditandatangani nya surat pernyataan sebagai ungkapan ketidaksetujuan SD terhadap kegiatan ini yang disodorkan pihak sekolah. SD mengaku merasa khawatir terhadap anaknya selama kegiatan di pondok pesantren.
“Saya khawatir akan keselamatan anak saya, bayangkan selama tiga hari disana tidak boleh dijenguk ataupun dikirim makanan. Terus jika seandainya ada sesuatu yang menimpa siswa, siapa yang bertanggung jawab” ungkap SD kepada media ini. (Kamis, 14/3)
Sejalan dilaksanakannya kegiatan ini sejak kemarin (Selasa, 19/3), kepala sekolah SMAN i Bangkalan Madura, Miftahul Huda menyampaikan, kegiatan Pondok Romadhon SMAN 1 yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Asshomadiah, adalah kegiatan yang menawarkan pengalaman yang mendalam dan transformatif bagi siswa dalam memperdalam pengetahuan agama Islam, serta mempraktikkan ajaran-ajaran agama secara langsung. Menurutnya, pendekatan ini membuka ruang bagi siswa untuk merenungkan makna Ramadhan, meningkatkan kualitas ibadah, dan menguatkan ikatan spiritual mereka dengan Allah SWT.
“Ini adalah program perdana yang sengaja kami laksanakan di sekolah ini (SMAN 1 Bangkalan), kami tidak ada tendensi lain, dan kami ingin target program ini tercapai dengan maksimal yaitu menguatkan ibadah siswa” begitu yang disampaikan kepala sekolah di ruang kerjanya. (Rabu, 20/3).
Selain itu Miftahul Huda mengatakan, melalui Pondok Romadhon, siswa diajak untuk memperdalam pemahaman tentang konsep ketakwaan dan mengaplikasikannya dalam berbagai konteks kehidupan.
“Selama dua hari tiga malam di pondok pesantren, siswa akan diberikan materi-materi yang relevan dan menarik tentang konsep ketakwaan, diajarkan kebersamaan, kebersihan, tata cara ibadah, serta kajian kitab suci. Dan perlu dicatat, disana siswa tidak dibiarkan begitu saja, kami selaku guru secara bergilir mengawasi selama kegiatan” terangnya.
Dijelaskan juga bahwa dari kegiatan Pondok Romadhan ini diikuti oleh siswa sekitar 700 dari dua kelas yang berbeda. Kegiatan mulai dilaksanakan sejak hari Selasa kemarin (19/3) dan berakhir Rabu minggu depan (27/3)
Salah satu siswa kelas 10 yang tidak bisa mengikuti kegiatan di Pondok Pesantren karena belum mendapat restu orang tuanya, harus belajar di sekolah dan mengikuti materi serupa yang dijadwalkan di Pondok Pesantren. Ayu mengungkapkan, “sebenarnya saya ingin sekali mengikuti kegiatan di pondok pesantren seperti teman-teman yang lain, mungkin itu akan menambah pengetahuan dan wawasan saya. Dan selama disana boleh dijenguk dan dikirim makanan, tapi dititipkan ke pos” kata Ayu yang sedang mengikuti materi Tahfiz bersama empat siswa lainnya.
Miftahul Huda selaku kepala sekolah berharap, melalui Pondok Romadhon di SMA 1 Bangkalan, diharapkan siswa-siswa tidak hanya mendapatkan peningkatan dalam pengetahuan agama, tetapi juga mampu mengaplikasikan nilai-nilai keagamaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, program ini bukan hanya sekedar tentang memperdalam ilmu agama, tetapi juga tentang membentuk karakter dan kepribadian yang bertakwa dan berakhlak mulia.
(Wie)