JEMBER, memo-pagi.com – Semenjak di lantik menjadi ketua Srikandi Laskar Sholawat Nusantara pada 8 Maret 2024, Prihani Dwi Kartika yang sekaligus Owner dari klinik kecantikan Kartika Skin Care (KSC) mulai membentuk pengurus ranting di kecamatan wilayah Kabupaten Jember.
Pada hari ini, Srikandi LSN dan LSN Kabupaten Jember melaksanakan Sarasehan di bulan suci Ramadhan sekaligus melantik pengurus ranting pada 2 desa (Rowoindah dan Cangkring) dengan dihadiri oleh Ketua APDESI Kabupaten Jember, Pengurus LSN Kabupaten, Pengurus Srikandi LSN Kabupaten Jember serta undangan khusus Presiden Laskar Sholawat Nusantara Gus Muhammad Fawait, S.E., M.Sc. Kamis(14/3)
” Pada awal bulan Ramadhan ini kita keliling untuk menyapa emak-emak untuk syiar sholawat dan sekaligus melantik Srikandi LSN di tingkat ranting ,dimana pelantikan hari ini dilaksanakan di 2 desa yaitu Desa Rowoindah dan Cangkring” Ungkap Kartika owner Klinik KSC sekaligus ketua Srikandi LSN Kabupaten Jember.
Ia berharap semoga yang lantik pada hari ini bisa menjalankan tugasnya sebagai Srikandi LSN dengan amanah serta terus bisa mensyiarkan Sholawat terlebih di Kabupaten Jember.
Dalam acara tersebut selain pelaksanaan pelantikan pengurus ranting Srikandi LSN dan LSN Kabupaten Jember juga di isi dengan pelaksanaan Pecah KENDI ( Kendalikan Diri).
“Semoga apabila Gus Fawaid nanti Allah takdirkan menjadi Bupati Jember periode 2024-2029, bisa mengendalikan dirinya untuk tidak sombong dan menghargai orang, terutama orang yang sudah berjuang bisa lebih dihargai dan dihormati,” ungkap Kartika.
Gus Muhammad Fawait, S.E. M.Sc.Menyampaikan dari awal bukan karena pemilu, pilpres kami selalu keliling-keliling untuk siar ojok lali Moco sholawat dan kami meminta doa karena sebagai umat Islam, mudah-mudahan Indonesia dari Sabang sampai Merauke NKRI selalu kuat, serta Kabupaten Jember mudah-mudahan lebih baik, sejahtera dan angka kemiskinan menurun.
Terkait pilbup, saya memang didatangi oleh puluhan komunitas, meminta kami untuk maju menjadi calon bupati ke depan, tetapi saya sebagai seorang pesantren, kata orang pesantren tidak diajarkan meminta jabatan kalau diminta baru,maka kami sekaligus keliling-keliling untuk mendengarkan apakah permintaan itu hanya segelintir orang atau banyak orang, ucapnya. (dik)